“False Flag Operation” Kesekian Kali: Beberapa Keganjilan Tragedi Penembakan Klub “Pulse” Orlando
By Unknown - 13.31.00
“False Flag Operation”
Belasan Keganjilan Tragedi Penembakan Klub Malam LGBT “Pulse” di Orlando, AS
Beberapa alasan tentang peristiwa atau tragedi penembakan di dalam club malam (nightclub) kelompok LGBT (lesbian, gay, bi-sex & trans-sex) bernama “Pulse” di kota Orlando yang disebut sebagai Orlando’s The Pulse, terdapat banyak keganjilan.
Para pengamat konspirasi dari seluruh
dunia menyatakan bahwa tragedi ini untuk kesekian kalinya adalah
‘Operasi Bendera Palsu’ atau False Flag Operation, seperti apa yang telah terjadi sebelumnya.
Tragedi yang sudah di setting itu,
diantaranya yang terkenal di AS adalah Tragedi 9/11, Sandy Hook, Boston
Bombing dan beberapa lainnya, hingga tragedi San Bernardino, bahkan
tragedi di Orlando kali ini yang mana para pengamat menyebutnya sebagai “Orlando’s The Pulse False Flag.”
Tragedi Tiga Jam
Jarum jam menunjuk ke pukul 02.00, pada
Minggu dinihari 12 Juni 2016. Masih ada 320 orang di dalam klub malam
Pulse, Orlando. Dua menit kemudian, pelaku melangkah masuk. Pria itu
membawa senapan, pistol, dan amunisi.
“Musik masih dimainkan, semua orang
menari… saat itulah terdengar suara ‘Bang, Bang!’,” kata, Javier
Antonetti, yang ada di dalam klub saat kejadian seperti dikutip dari ABC News. “Pria yang berdiri di sampingku ambruk. Darah berceceran di mana-mana.”
Antonetti yang selamat karena
berpura-pura mati saat kejadian mengaku, mendengar pelaku bicara lewat
telepon dengan seseorang. “Berhenti membunuh ISIS. Aku punya banyak
peluru,” kata dia, menirukan suara penembak yang diidentifikasi sebagai
Omar Mateen (29).
Beberapa saat kemudian, polisi yang tak
sedang bertugas dan menjadi petugas keamanan di klub memutuskan untuk
masuk. Ia dan dua polisi lain terlibat baku tembak dengan pelaku.
“Petugas kami terlibat baku tembak dengan tersangka,” kata Kepala
Kepolisian Orlando, John Mina.
Saksi mata lain, Janiel Gonzalez
mengungkapkan, orang-orang berteriak dan merangkak di lantai. “Saat itu
aku bertekad, ‘bukan ini caraku mati, bukan hari ini’,” katanya.
Pada pukul 02.09, klub malam memberikan
peringatan lewat laman Facebook mereka. “Semua orang keluar dari Pulse
dan terus lari menjauh”. Saat berada di luar, Gonzalez melihat
orang-orang dalam kondisi luka dan berdarah-darah. Orang-orang mencoba
lari, tapi mereka terjebak dan menjadi sandera, demikian menurut aparat.
Tragedi ini dianggap sebagai tragedi
“paling berdarah” dengan jumlah korban tewas sebanyak 50 orang, alias
tragedi dengan korban terbanyak di AS. Belum lagi korban luka-luka yang
disinyalir lebih dari 50 orang.
Operasi Bendera Palsu Kesekian Kali
Dari laporan di banyak artikel mainsteam media
seperti diatas, terbayang sangat mengerikannya tragedi di dalam klub
malam bernama Pulse tersebut, namun tak ada banyak bukti yang dapat
terlihat, alias yang terjadi justru sebaliknya, dan menimbulkan
keganjilan dan banyak pertanyaan yang tak terjawab.
Para pengamat konspirasi beranggapan
bahwa semua itu adalah suatu kebohongan dan sudah di setting, karena tak
wajar, dan banyak keganjilan. Oleh karenanya, banyak yang mnyatakan
bahwa tragedi itu adalah suatu “operasi bendera palsu” atau “False Flag
Operation” yang berguna untuk memojokkan suatu kelompok atau golongan.
Istilah
kontemporer “bendera palsu” menggambarkan operasi rahasia yang
dirancang untuk menipu sedemikian rupa, bahwa suatu kejadian atau
tragedi muncul seolah-olah dilakukan oleh suatu golongan, entitas,
kelompok, atau negara lain.
Padahal sejatinya, kejadian atau tragedi
itu telah direncanakan sebelumnya untuk kemudian dilaksanakan oleh
kelompok lain, agar kelompok ini dan publik akan menuduh kelompok yang
difitnahlah yang melakukannya.
Secara historis, istilah “bendera palsu”
berasal dari perang angkatan laut pada masa lalu, dimana ketika itu
sebuah kapal laut justru menggunakan bendera musuh, dan kemudian
bergabung dalam armada musuhnya sebagai tipu muslihat “gerilya”. Setelah
terjadi pertempuran, “kapal palsu” itu justru menembaki kapal-kapal
disekitarnya dan menyebabkan banyak kapal karam, akhirnya mereka kalah.
Pada masa kini, operasi dilakukan
walaupun selama masa damai oleh organisasi sipil, serta instansi
pemerintah rahasia, bisa (dengan ekstensi) juga disebut operasi bendera
palsu jika mereka berusaha untuk menyembunyikan organisasi sebenarnya di
balik operasi.
Keganjilan Orlando’s The Pulse
Seperti yang sudah-sudah, banyak
keganjilan dalam tragedi ini, juga tragedi-tregedi sebelumnya. Misalnya,
tak ada satupun ponsel yang merekam dari ratusan saksi mata dan tak
terlihat ada banyak darah di tempat kejadian.
Juga, tampak para saksi mata yang tak
terlihat takut atau stress, hingga tak tampaknya korban yang berjatuhan
dan bergelimpangan darah, bahkan tak tampak tempat tidur ambulans yang
berguna untuk mengangkat banyak mayat.
Padahal perlu dicatat, bahwa ada 50
korban yang tewas! Dan pastinya lokasi akan bergelimang darah berikut
para korban luka lainnya yang pingsan atau terkapar, juga para saksi
yang gemetaran, pucat, stress bahkan nangis.
Namun dari fakta sebenarnya di lapangan banyak keganjilan terlihat, diantaranya:
1. Pelaku sudah lama diketahui FBI
FBI sudh mengetahui
sang pelaku, Omar Mateen, dan mereka mengevaluasi potensi terorismenya
dengan menginterogasinya setidaknya dua kali di waktu yang berbeda,
sementara kita tahu FBI sudah beberapa kali terbukti melaksanakan
operasi bendera palsu.
2. Pelatihan MCI (Mass Casualty Incident)
Telah terjadi Pelatihan
Peristiwa Kecelakaan Massal tiga bulan sebelum penembakan Orlando. Di
jam yang sama, tempat yang sama, acara yang sama dengan penembakan
massal Orlando ini, telah dilaksanakan latihan MCI (Mass Casualty Incident)
tiga bulan sebelumnya, namun tidak banyak informasi yang dipublikasikan
tentang pelatihan itu. Hal ini mirip tragedi bendera palsu di Paris
Perancis.
3. Kode numerologi 666
Kode
dan numerologi adalah “bahasa kode” kelompok illuminati, dalam hal ini
adalah angka 666 yang terjadi di hampir semua Operasi Bendera Palsu.
Kali ini pun, ada tanda-tanda numerologi dalam peristiwa atau tragedi
serangan di dalam klub malam di Orlando ini.
Serangan itu terjadi
kemarin pada 12 Juni 2016, yang ditulis dalam bahasa Inggris Amerika
dengan urutan 12/06/2016. Sudah ada dua buah angka 6 pada 12/06/2016. Sedangkan simbol numerologi satanism ada tiga buah angka enam.
Kemana angka 6 satunya lagi? Jika dilihat ada lima digit angka lainnya yang tersisa, yang bukan angka enam, yaitu 12/06/2016 atau 1, 2, 0, 2, 0 dan 1. Dan jika dijumlahkan: 1 + 2 + +0+2 + 0 + 1= 6! Maka akan membuat simbol 666.
Anda jangan bingung,
karena memang disitulah kekuatan kode “bahasa simbol dan angka” bagi
mereka, karena mereka menggunakan simbol dan angka sebagai bahasanya.
Dan tak jarang mereka
memang menggunakan bahasa komunikasi kode angka mereka ini sulit, dan
tak dapat dilihat mudah. Simbolisme okultisme dari nomor ini ada dalam
seluruh operasi rahasia dari kelompok rahasia Illuminati atau Secret Society of Illuminati.
4. Dari ratusan saksi mata, nol video!
Dengan ratusan orang
saksi mata di dalam klub, dimana terjadi semua tragedi dan penembakan
selama 3 jam yang pastinya sangat lama, tapi tak ada satu video pun yang
direkam oleh ratusan saksi mata yang pastinya mereka memiliki ponsel
pintar di dalam sakunya masing-masing.
Coba bandingkan dengan
foto dan video ketika terjadi bom di sarinah Jakarta. Walaupun dalam
tragedi Orlando ini terjadi di malam hari yang gelap, namun setidaknya
ada beberapa video yang beredar. Hal ini mirip tragedi penembakan di
Paris Perancis.
Jadi selama 3 jam, tak
ada satu pun video yang merekamnya. Bahkan beberapa adegan dari situasi
di dalam club selama 3 jam, tak direkam kamera atau CCTV. Apakah ratusan
orang itu tak ada yang memiliki smartphone?
5. Dari ratusan saksi mata, foto yang beredar sangat sedikit
Lagi-lagi, dengan
ratusan orang saksi mata di dalam klub, dimana terjadi semua tragedi dan
penembakan selama 3 jam yang pastinya sangat lama, tapi tak banyak foto
yang diabadikan oleh ratusan saksi mata yang pastinya mereka memiliki
ponsel pintar di dalam sakunya masing-masing.
Juga, foto yang beredar
sangat sedikit dan hanya itu-itu saja, itu pun dikeluarkan oleh
photographer media, silahkan googling. Jadi selama 3 jam, tak banyak
foto yang mengabadikannya.
Coba bandingkan dengan
foto dan video ketika terjadi bom di sarinah Jakarta. Walaupun gelap
atau foto tak maksimal, namun setidaknya ada banyak foto yang beredar.
Hal ini mirip tragedi penembakan di Paris Perancis, minim foto dan
video.
6. Tweet dari Bar
Tweet dari bar / club
bersangkutan mengatakan bahwa pelaku penembakan telah kabur. Sangat
tidak masuk akal pelaku kabur begitu saja tanpa ada yang mengikuti atau
mencoba mencegahnya, kecuali mereka berusaha membuat cerita yang lebih
panjang untuk tragedi yang jika benar, sangat-sangat mencekam ini.
7. Penembakan seperti drama
Para saksi mata lainnya
yang sedang berada di dalam club malam itu, banyak yang menyatakan
bahwa ketika terjadi penembakan, sangat dapat terlihat bahwa mereka
lebih mirip berakting dan tak ubahnya seperti sebuah drama yang membuat
efek kepada orang-orang lain yang sedang berada di dalam club agar
terpengaruh, dan seakan-akan semua penembakan itu terjadi sungguhan.
8. Petunjuk ketiga:Tersangka langsung ditembak mati
Pelaku ditembak mati
sebelum ia sempat berbicara. Omar Mateen telah ditembak mati, jadi kita
tidak akan pernah mendengar cerita dari pihaknya. Hal ini tentunya bukan
pertama kali terjadi dalam setiap operasi bendera palsu.
Bahkan semua Operasi
Bendera Palsu, tersangkanya selalu ditembak mati. Hal ini dilakukan agar
tersangka tak berkoar dan menguak tentang siapa sebenarnya yang
menyuruh mereka. Oleh karenanya, bagaimana otak dari semua itu bisa
ditetahui dan bisa tertangkap? Kecuali otaknya adalah pihak mereka
sendiri.
9. Korban dan saksi mata terlihat tak traumatik
Anda dapat melihat
bahwa para korban penembakan tidak ada yang terluka parah, dan saat
dievakuasi tampak dengan jelas mereka tidak ada yang traumatik akibat
dari tragedi berdarah yang seharusnya menakutkan itu.
Hal ini mengingatkan
kita kepada tragedi “Sandy Hook” dan tragedi Bendera Palsu lainnya, yang
juga hoax. Jika anda menjadi salah satu saksi mata di dalam club itu
dan tragedi ini terjadi selama 3 jam lamanya, apakah Anda akan terlihat
biasa saja ketika dimintai keterangan setelah Anda berhasil selamat dari
tragedi yang menakutkan itu?
10. Tak tampak banyak tempat tidur khusus ambulans
Dari puluhan ambulans
yang datang, sangat sedikit yang mengelurkan dan memakai tempat tidur
khusus korban dari ambulans yang disebut gurneys, yang berguna untuk mengangkut puluhan korban atau puluhan mayat-mayat keluar dari club tersebut.
Padahal dikatakan ada 50 orang tewas dan lebih dari 50 korban lainnya luka-luka, namun gurneys yang terlihat jumlahnya sangat sedikit.
Hal ini tak sebanding dengan, katanya, ada puluhan mayat dan puluhan korban lainnya yang artinya jumlahnya lebih dari 100 orang.
Seharusnya, puluhan gurneys
mustinya tampak dikerahkan oleh petugas medis keluar dari ambulans
untuk mengangkut ratusan korban tewas dan luka-luka keluar dari club
tersebut.
Namun yang terjadi, hanya beberapa gurneys
yang terlihat membawa mayat yang sudah ditutupi dengan sangat rapi.
Apakah itu mayat benar atau tidak, masyarakat pun tak tahu, dan media
mainstream pun tak mau menanyakan apalagi membuktikan isinya.
11. Tak ada cipratan darah pada saksi mata
Tak ada satupun saksi
mata yang terciprat darah dan tak ada dari mereka yang terlihat telah
melalui suatu rangkaian tragedi yang telah mereka alami dalam situasi
mencekam antara hidup dan mati.
12. Tak ada banyak gelimangan darah di lokasi
Tak ada gelimangan
darah yang terlihat di lokasi penembakan yang terlihat. Manusia memiliki
darah sekitar 5 liter atau beratnya sekitar 150 pounds. Dengan tewasnya
50 orang, bisa dibayangkan ada berapa puluh liter darah yang tercecer,
atau paling tidak seharusnya ada korban yang bergelimangan darah. Dalam
tragedi ini tak ada satiu pun korban terkena banyak darah. Mana
darah-darah itu?
13. Dengan penjagaan ketat, senapan laras panjang bisa masuk
Senapan otomatis laras panjang yang dipakai pelaku adalah AR-15 (singkatan dari Armalite model 15)
adalah senapan semi-otomatis, yang mirip dengan senapan otomatis M16
atau karabin M4, banyak dimiliki, dan dipasarkan untuk sipil.
Senapan AR-15 sipil
memiliki banyak pilihan modifikasi dan umumnya memiliki pegangan pistol,
popor lipat atau teleskopik, laras melingkar, dan tempat bayonet.
Senapan AR-15 original
buatan ArmaLite/Colt awalnya merupakan senapan purwarupa yang
diikutsertakan dalam tender senapan Amerika Serikat, yang akhirnya
diadopsi menjadi senapan M16.
Bagaimana mungkin
pelaku yang hanya memiliki berat badan sekitar 75 kg, bisa
menyelundupkan atau memasukkan senjata laras panjang secara tak terlihat
dan tak terdeteksi ke dalam club yang memiliki penjagaan ketat, berikut
banyak penjaga (body guards) yang sudah mengecek dan
menggeledah setiap pengunjung di pintu masuk satu per satu? Apalagi jika
pelaku itu membawa senapan, pistol, dan amunisi. Bagaimana dia bisa
menyelundupkan senjata dan masuk ke dalam club?
14. Lagi-lagi ISIS
Pelaku bersumpah setia
kepada ISIS. Sementara kita tahu bahwa ISIS adalah frankestein
peliharaan Tatanan Dunia Baru (NWO), jadi bisa dipahami jika
serangan-serangan palsu dimanapun selalu memakai kartu ISIS untuk
menancapkan pemikiran di kepala orang-orang bahwa ISIS adalah musuh
utama Amerika sementara terlalu banyak bukti bahwa ISIS/IS/ISIL/Daesh
adalah cipataan Amerika dan Israel.
15. Pelaku penembakan menghubungi 911
Dari laporan polisi
diketahui bahwa pelaku penembakan sempat mengubungi layanan darurat 911,
dan mengklaim ISIS sedang melakukan serangan di club malam itu. jadi,
pelaku penembakan mengakui dirinya sendiri. Apakah hal semacam ini
adalah sesuatu yang biasa, dan dilakukan oleh seorang terorisnya
sendiri?
16. Pelaku harus memiliki banyak amunisi
Sebanyak 50 tewas, juga
seorang polisi, dan lebih dari 50 lainnya luka-luka. Namun, untuk dapat
melakukan serangkaian tembakan di kepala polisi dan untuk dapat
melakukan semua itu, pelaku harus memiliki amunisi selama 3 jam
non-stop. Juga harus ada sebanyak 49 peluru untuk menembak para korban,
plus sebuah peluru untuk seorang polisi. Lalu, bagaimana mungkin begitu
banyaknya peluru dapat diselundupkan atau dibawa masuk ke dalam club
oleh pelaku penembakan?
17. Petugas kepolisian tersenyum di depan kamera?
Pada sebuah video,
ketika pihak kepolisisn Orlando memberikan pernyataan pada situasi yang
sangat serius, tampak seorang petugas kepolisian tertawa dan tersenyum
sambil mengedipkan sebelah matanya!
Ia menganggap
seakan-akan tak terjadi tragedi apa-apa, atau ia sudah tahu bahwa
semuanya hanya kebohongan, atau minimal ia menganggap hal ini adalah
sesuatu yang tak perlu diseriusi?
Video ini sempat viral
di internet dan menambah keyakinan khalayak ramai bahwa tragedi yang
penuh keganjilan ini hanyalah rekayasa atau Operasi Bendera Palsu.
(video: Top Orlando Cop Treats Shooting as a Joke)
18. Korban luka-luka yang terekam kamera hanya sedikit
Dalam sebuah video yang
juga sempat viral, memperlihatkan seorang korban luka di paha oleh
tembusan peluru. Kemudian ia diangkat oleh dua rekannya. Namun setelah
agak jauh dari pantauan kamera, kedua rekannya menurunkan temannya yang
terluka tembak itu utnuk kemudian berjoget ria.
19. Pelaku penembakan bekerja untuk G4s
Pelaku dikonfirmasi
bekerja untuk G4s, adalah perusahaan keamanan multinasional swasta
Inggris, dengan pendapatan terbesar di duniadan diketahui bahwa
perusahaan ini memiliki hubungan dengan Israel, dan aparat keamanan-
poros intelijen AS-Inggris -Zionis (CIA, MI6, Mossad).
Misalnya, G4S membantu
Israel menangani penjara sebelum baru-baru ini dikeluarkan karena
publisitas yang kurang baik (berkat gerakan BDS). Oleh karena itu
menarik bahwa terduga pembunuh massal / penembak(atau kambing hitam)
Omar Mateen, seorang pria Muslim 29 tahun, telah menjadi karyawan G4S
sejak tahun 2007. Berikut adalah pernyataan resmi dari G4S:
“Omar Mateen
dipekerjakan oleh G4S di sebuah komunitas perumahan di Florida Selatan
dan sedang tidak bertugas pada saat kejadian. Mateen tunduk pada
screening rinci perusahaan ketika ia direkrut pada tahun 2007 … “
20. Para saksi mata tak menunjukkan emosinya
Masih melalui video
yang sempat viral, tampak beberapa saksi mata yang dimintai keterangan
dan kesaksiannya oleh beberapa media. Dapat dilihat bahwa para saksi
mata tak menunjukkan emosinya secara alamiah.
Tak ada saksi yang
telah dimintai keterangan itu, merasa telah berhasil melalui peristiwa
yang sangat mencekam selama 3 jam, antara hidup dan mati!
Mereka hanya memberikan
keterangan secara kalam, normal dan biasa, seakan tak terjadi hal yang
sempat menakutkan dalam hidup mereka.
Semantara lainnya,
yaitu dari keluarga korban, dalam hal ini ibu korban, tampak semua yang
di wawancara oleh stasiun televisi berusaha untuk sedih atau menangis.
Namun akting mereka sangat tak natural dan terlihat dibuat-buat. Apakah
mereka benar-benar keluarga korban atau hanya krisis aktor yang
dikerahkan seperti tragedi yang sudah-sudah?
21. Krisis Aktor bermunculan
Setelah tragedi 3 jam
ini, muncul para krisis aktor yang terdiri dari para saksi mata dan juga
keluarga korban. Sama seperti tragedi 911, Sandy Hook, bom Boston
marathon hingga tragedi di Paris Perancis, keberadaan krisis aktor
sangat terlihat.
Crisis actor
adalah mereka yang ditunjuk, disewa atau dibayar untuk suatu tragedi
ketika media ingin mengetahui kisah dari suatu tragedi atau insiden yang
terdiri dari korban, saksi mata atau keluarga korban, bahkan terkadang
petugas yang bersangkutan.
Biasanya mereka
diwawancarai oleh sejumlah wartawan hingga stasiun TV yang mana
perusahaan-perusahaan media itu telah bersekongkol dengan ‘sutradara’
dari tragedi tersebut.
Para krisis aktor akan
membuat drama ini seakan terjadi dengan sebenar-benarnya. Mereka
berusaha membuat pembaca berita atau pemirsa televisi terpancing
emosinya.
Yang pasti, mereka akan menangis atau sejenisnya yang mana sangat terlihat bahwa semua itu adalah akting.
Dalam semua tragedi,
kehadiran krisis aktor biasanya dipakai berulang-ulang dan akting mereka
sangat terlihat tak natural, termasuk dalam tragedi di klub malam di
Orlando ini.
Dari beberapa laporan, informasi, foto
dan video wawancara yang beredar tersebut, dapat dilihat banyak
keganjilan dalam tragedi penembakan di club malam gay di Orlando ini.
Apalagi video, adalah bukti dan fakta
yang sangat kuat, dimana terekam secara bergerak dan dapat dilihat
dengan seksama. Hal ini juga terjadi dibanyak peristiwa dan tragedi yang
kental dengan rekayasa.
Dimana hal ini berguna agar membuat opini
publik bergeser, dan meyakini apa yang telah dirilis oleh suatu
kelompok untuk menjatuhkan kelompok lainnya, yang sebenarnya tidak
melaukuannya.
Siapa Omar Mateen?
Dari banyak informasi di internet,
sekarang telah dikonfirmasi, oleh beberapa sumber, bahwa Omar Mateen,
penembak dalam pembantaian di Orlando ini adalah seorang gay.
Dia sering mengunjungi klub “Pulse” yang
sama dimana ia melakukan pembantaian ini, dan ia memulainya di tanggal
yang ada pada salah satu aplikasi kencan gay (gay-dating app) yang
terkenal.
Selain itu, ia lahir dan dibesarkan di
Amerika. Istrinya, ayahnya dan semua masyarakat yang mengenalnya telah
mengklaim bahwa ia tidak religius sedikit pun.
Dari laporan beberapa saksi mata
menunjukkan bahwa ia mabuk dan membuar keonaran di klub “Pulse” dimana
ia melakukan pembantaian itu, dan terpaksa harus diusir keluar karena
perilaku nakalnya itu.
Kolega dan kenalannya juga menyebutkan
bahwa dia adalah seorang penyendiri, introvert sosial, dan rentan untuk
membuat pernyataan kekerasan dan ancaman terhadap orang lain.
Istrinya meninggalkannya karena dia
melaqkukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan memukulinya dan
kasar secara fisik terhadap istrinya.
Namun, media terus bertanya tentang
‘Islam radikal’ dan sekitar sikap Islam terhadap homoseksualitas.
Artinya, dia bukan ‘Muslim radikal’.
Dia adalah seorang psikopat homoseksual Amerika bermental gila yang berjuang dengan identitas seksualnya sendiri.
Alih-alih berkonsentrasi pada masalah
mental dan pada hukum anti senjata api di AS akan dapat mudah dilakukan,
bahwa negara AS memang terkenal karenanya, termasuk para politisi dan
pakar media yang ingin semua itu terjadi, dan memilih target yang lebih
mudah karena imannya yang nol besar.
Dan dari sikap Islam tentang masalah
seksual, ternyata terungkap bahwa orang itu, Omar Mateen, sakit mental
dan polos serta tak mengerti agama. Jadi sikap Islam terhadap
homoseksualitas tak ada hubungannya alias irrelevant untuk kasus
pembantaian palsu dalam “Tragedi Bendera Palsu” di klub malam LGBT di
Orlando ini.
Maka, untuk kesekian kali dan kedepannya False Flag Operation akan terus berulang, karena operasi ini dinilai paling ampuh untuk menggeser opini publik dunia, terutama tentang Islam. (IndoCropCircles.com / berbagai sumber)
0 komentar